Apa itu skoliosis?
Skoliosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu scolios yang artinya “melengkung”, “bengkok”, dan “berputar”. Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang di mana tulang belakang yang harusnya lurus menjadi melengkung ke arah kiri atau kanan, membentuk huruf “S” atau “C”.
Jenis skoliosis*:
1. Skoliosis Idiopatik.
Skoliosis jenis ini merupakan skoliosis yang paling banyak ditemui, yaitu 80-85% dari kejadian skoliosis merupakan skoliosis idiopatik atau skoliosis yang penyebabnya tidak atau belum diketahui.
Jenis skoliosis idiopatik:
– Infantile idiophatic scoliosis
Terjadi pada anak usia 0-3 tahun. Kasus ini dominan terjadi pada laki-laki dan jarang ditemui, yaitu hanya 1 % dari seluruh skoliosis idiopatik.
– Juvenile idiophatic scoliosis
Kasus ini terjadi pada usia 3-10 tahun.
– Adolescent idiophatic scoliosis
Terjadi pada usia 10-18 tahun saat tulang telah matang.
– Adult idiophatic scoliosis
Terjadi setelah seseorang tidak mengalami pertumbuhan fisik lagi yaitu setelah 18 tahun.
2. Congenital scoliosis
Skoliosis ini terjadi sejak lahir yang bisa disebabkan oleh kekurangan asam folat pada ibu hamil.
3. Neuromuscular scoliosis
Skoliosis ini terjadi karena kelainan sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) sehingga menyebabkan perubahan pada stimulus tubuh. Penyebabnya yaitu cerebral palsy, poliomielitis, dan distrofi otot.
4. Syndromic scoliosis
Skoliosis ini terjadi karena adanya beberapa syndrom, misalnya pada kasus seseorang yang memiliki marfan syndrome.
* jenis skoliosis ini disarikan berdasarkan literatur pada skripsi Azelia Rahmi (2010).
Bagaimana cara mengetahui gejala atau ciri skoliosis?
- Berdiri di depan cermin
- Periksa dan amati baik-baik apakah gelang bahu lebih tinggi dari salah satunya.
- Periksa dan amati baik-baik apakah lekukan tubuh simetris atau tidak. Adakah perbedaan antara lekukan tubuh kiri dan kanan. Misalnya pinggang atau pinggul tidak sama tinggi.
- Membungkuk dan posisikan tubuh seperti sedang ruku’ dalam shalat, dengan tangan menjuntai ke bawah. Metode ini disebut Adam’s forward bending test. Kemudian, mintalah salah satu keluarga meraba punggung, apakah saat diraba terdapat salah satu sisi punggung kiri atau kanan yang menonjol dan tidak rata.
Penanganan skoliosis
Penanganan skoliosis berbeda-beda antara satu skolioser dan yang lainnya. Kategori ini adalah yang umumnya terjadi berdasarkan pembicaraan dengan beberapa skolioser.
a.. Untuk skoliosis derajat kecil, penanganan skoliosis adalah dengan terapi dan olahraga renang untuk menjaga agar kurva tidak bertambah besar.
b. Untuk skoliosis derajat sedang, penanganan skoliosis adalah dengan mengenakan brace atau semacam alat penyangga yang berfungsi sebagai positioning tubuh dan mencegah kurva bertambah.
c. Untuk skoliosis derajat besar, penanganan skoliosis adalah dengan operasi. Penanganan dengan operasi dan pemasangan pen di punggung ini tidak serta merta akan mengembalikan tulang yang bengkok menjadi lurus seperti sedia kala, derajat kelengkungan akan berkurang jauh namun skolioser tetap harus melakukan berbagai terapi dan dalam jangka waktu tertentu tidak melakukan kegiatan ekstrim. Berdasarkan pembicaraan dengan skolioser lain, seorang skolioser yang sudah operasi pun tetap harus menjaga posisi tubuh agar kelengkungan tulang belakang tidak kembali bertambah.